Monday, January 22, 2024

4 Jenis Makanan yang Sebaiknya Gak Dibiasakan untuk Balita

 renew22- Gak bisa dimungkiri sebagian besar orangtua pasti akan mengusahakan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan asupan gizi melalui makanan. Pasalnya asupan gizi yang seimbang penting, utamanya untuk mendukung tumbuh kembang mereka agar lebih optimal. Selain itu, nutrisi dibutuhkan untuk mendukung pembentukan fisik dan mental anak.Masalahnya memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak sesuai usianya juga bukan hal yang mudah. Terkadang tanpa sengaja orangtua memberikan makanan tertentu karena alasan anak mulai suka. Padahal ada jenis makanan tertentu yang seharusnya belum  diberikan pada anak usia dini. Sehingga meskipun kelihatannya sepele, dampaknya justru bisa berbahaya dalam jangka pendek maupun panjang.Berikut empat jenis makanan yang sebaiknya jangan biasakan beri pada anak usia dini. Ikuti daftarnya jangan di skip, ya!

RAJABANDARQ

1. Minuman atau makanan yang tidak dipasteurisasi

Pada dasarnya memberikan makanan pada anak-anak  usia balita atau (1-5 tahun) bisa dibilang gampang-gampang susah. Mudahnya  orangtua mungkin bisa membuat pilihan makanan sendiri dengan proses memasak, tanpa harus mencari atau membuat makanan khusus. Meskipun begitu perlu diingat, tidak semua jenis makanan atau minuman boleh dikonsumsi oleh anak balita.Salah satunya yaitu  jenis minuman atau makanan yang tidak dipasteurisasi.  Produk yang tidak dipasteurisasi  artinya tanpa pengolahan atau masih mentah. Beberapa contohnya yaitu jus, susu, yogurt, atau keju yang tidak dipasteurisasi.  Bukan hal sepele, jenis makanan atau minuman ini kalau dikonsumsi anak bisa berisiko terkena bakteri berbahaya. Yang mana bakteri tersebut bisa memicu diare parah.

DAFTAR DAN MAINKAN

2. Makanan dengan gula tambahan

Selain makanan yang tidak dipasteurisasi, anak-anak balita juga tidak dianjurkan konsumsi gula terlalu banyak atau makanan dengan gula tambahan. Pasalnya gula berlebihan bisa menjadi kalori tambahan yang bisa memicu obesitas, hingga menimbulkan risiko penyakit jantung  dan penyakit kronis lainnya dalam jangka panjang. Menurut Central for Disease Control (CDC), Anak-anak di bawah usia 24 bulan harus menghindari gula tambahan. Periksa label fakta gizi untuk menemukan makanan tanpa tambahan gula.Sedangkan  American Heart Association (AHA) yang dilansir ABC News, merekomendasikan anak-anak  dan remaja tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari. Batasan ini berlaku untuk mereka yang berusia 2-18 tahun. Penambahan gula erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada anak-anak melalui peningkatan asupan energi, peningkatan lemak dalam darah, dan obesitas.

SITUS TERPERAYA DI ASIA

3. Makanan tinggi garam atau natrium

Gak bisa dimungkiri garam menjadi bahan dapur yang penting, sebab bermanfaat untuk  penambah rasa pada makanan. Meskipun begitu bagi anak-anak utamanya masih balita, sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak garam atau makanan yang tinggi garam. Beberapa diantaranya yaitu makanan kemasan, daging olahan seperti sosis, keripik dengan tambahan garam, makanan cepat saji, dsb. Hal ini juga bisa memicu risiko masalah kesehatan.Melansir Mayo Clinic, Central for Disease Control (CDC) menyebut,  sekitar 9 dari 10 anak mengonsumsi natrium lebih banyak dari yang direkomendasikan. Sumber utama kelebihan natrium adalah makanan olahan. Sedangkan, sekitar 1 dari 6 anak menderita tekanan darah tinggi selama masa kanak-kanak, yang mana masih menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.Maka dari itu penting sekali bagi orangtua untuk mengurangi asupan garam pada anak tersebut. Hal ini bisa dimulai dengan memeriksa label gizi untuk mengetahui jenis makanan dengan  sedikit garam. Selain itu, kamu juga bisa membuat makanan olahan sendiri di rumah yang  tentu lebih terjamin nilai gizinya.


4. Junk food

Terakhir, makanan yang sebaiknya jangan biasakan beri pada anak balita yaitu junk food. Meskipun memang biasanya jenis makanan ini memang digemari oleh anak balita karena rasanya yang gurih.  Namun kalau terus dibiarkan ini juga bisa memicu berbagai masalah kesehatan.Menurut Unicef, camilan buatan pabrik seperti keripik, kue kering, kue, soda, dan permen tidak sehat. Makanan tersebut mengandung gula, garam, lemak, dan bahan kimia dalam jumlah tinggi, dan menyita ruang di perut anak sehingga jadi kekurangan vitamin dan gizi penting lainnnya. Hal tersebut pada akhirnya tentu akan menggangu tumbuh kembang anak.Maka dari itu, cara terbaik untuk meminimalisir gula tambahan dalam makanan anak adalah dengan menyajikan sebagian besar makanan yang bernutrisi tinggi. Misalnya seperti buah-buahan, sayuran,  dan lainnya. Memang tidak mudah membiasakan, namun ini bisa dikenalkan secara perlahan.Faktanya, memenuhi kebutuhan asupan gizi yang seimbang pada anak dini penting, utamanya untuk mendukung tumbuh kembang mereka agar lebih optimal. Meskipun demikian ini juga sering menjadi kendala tersendiri.  Sehingga agar tidak dampak yang tidak diinginkan, orangtua perlu memahami dengan baik apa saja jenis makanan yang boleh dan tidak boleh
 dikonsumsi oleh balita. KLIK DISINI

Share:

LIVE CHAT

Copyright © ASHLEY | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com